Pengertian Pendidikan
Etimologi
Pendidikan
Prof. Dr. Francis Nigel Lee
mengatakan bahwa, kata
"pendidikan" awalnya berasal dari bahasa Latin Educare, yang berarti
"untuk mendidik" atau "untuk melatih". Namun selain itu kata pendidikan juga berasal dari
dua kata Latin lainnya, yaitu e dan duco. Kata-kata ini berarti:
"Memimpin keluar dari" (membimbing keluar), sesuatu yang mengarah
keluar dari seseorang. Karena alasan tersebut,
proses ini berhubungan dengan mendorong pengembangan melalui karunia dan
potensi yang Allah karuniakan kepada
setiap orang, terutama pada masing-masing anak. Namun, kata
"pendidikan" juga sering digunakan dengan makna diperluas mencakup proses yang
berlawanan juga: "pendidikan" kita tidak hanya berarti apa yang kita tarik
keluar (karunia, talenta, potensi, atau pengetahuan) dari seseorang, tetapi apa yang kita masukkan ke dalam seseorang . Proses
terakhir disebut .juga sebagai induksi
atau indoktrinasi.
Thomas H. Groome in Christian Religious Education (Daniel
Numahara 2009: 9-12). Konsep pendidikan mengandung beberapa dimensi; penekanan(waktu), asumsi dan perhatian. Tiga
dimensi penekanan/waktu.
Pertama, dimensi masa Lampau. Dari mana aktifitas (membimbing) membawa serta apa yang telah
dimiliki (misal pengetahuan) baik oleh pendidik maupun oleh peserta didik,
termasuk kapasitas (kemampuan) batin dari peserta didik untuk mengambil sesuatu
bagi dirinya sendiri.
Dimensi
ini melahirkan asumsi dan perhatian masa lampau yang memandang bahwa kita perlu
memelihara apa yang telah diketahui sebagai warisan umat manusia. Inilah tugas dari pendidikan yaitu memelihara
warisan masa lampau untuk tetap tersisa pada jaman sekarang. Hal ini akan
memperkaya pengetahuan masa kini dan
masa yang akan datang.
Kedua, dimensi masa kini, yang merupakan proses atau
aktivitas yang sedang berlangsung untuk menemukan sesuatu, dalam hal ini
pengetahuan lebih merupakan sesuatu yang ditemukan atau diperoleh melaui
pengalaman bukan sesuatu yang dibangkitkan atau dibentuk. Dimensi ini kemudian melahirkan asumsi dan
perhatian masa kini, yang berpendapat
bahwa masa kini adalah masa yang sesungguhnya ada bagi kita, dan dalam masa
kinilah tersisa (tinggal) masa lampau dan kemungkinan bagi masa yang akan
datang
Ketiga, dimensi masa depan. Dimensi ini mengarahkan usahanya
ke arah dimana usaha tersebut dibawa
(tujuan) atau masa depan yang dituju. Membimbing keluar memang merupakan suatu
aktivitas yang mengarah ke masa depan, yang melewati keterbatasan-keterbatasan
serta apa yang belum direalisasikan pada masa kini. Dimensi ini kemudian melahirkan asumsi dan perhatian masa depan
yang memandang proses pendidikan sebagai suatu dimensi yang belum dicapai,
yakni suatu aktivitas yang membimbing keluar menuju pada proses mengetahui yang
belum direalisasikan . Seorang tokoh pendidikan Paulo Freire, berpendapat bahwa
perhatian masa depan adalah dimensi Utopia (impian) dari pendidikan. Perhatian
terhadap masa depan baru, yakni suatu tranformasi dari masa kini dan masa
lampau, merupakan tekanan yang vital dan perlu dalam aktivitas pendidikan.
Thomas Groome mengacu pada Lawrence Cremin mengatakan bahwa
pendidikan adalah usaha yang sadar,
sistematis, dan berkesinambungan, untuk mewariskan, membangkitkan atau untuk
memperoleh baik pengetahuan, sikap-sikap, nilai-nilai,
keterampilan-keterampilan, atau kepekaan-kepekaan, maupun hasil apapun dari
usaha tersebut. Hal-hal yang ditekankan dalam definisi ini adalah bahwa
pendidikan adalah usaha yang disegaja, sistematis, dan berkesinambungan. Hal
ini mengamsumsikan bahwa pendidikan adalah usaha yang disengaja dan sadar
sehingga semua pengalaman bersifat mendidik. (Numahara 2009:16-17)
Sedangjkan A.N Whitehead mendefinisikan pendidikan sebagai
bimbingan kepada individu-individu menuju pemahaman dari seni kehidupan. Seni
kehidupan diartikan sebagai pencapaian paling lengkap dari berbagai aktivitas
yang menyatakan potensi-potensi dari mahluk hidup berhadapan dengan lingkungan
yang aktual.
Beraneka ragamnya definisi dari para ahli pendidikan semakin
memperluas pemahaman kita akan arti kata pendidikan tersebut. Pendidikan tidak
hanya berkaitan dengan sekolah atau bahkan gedung sekolah semata. Tidak bisa
dibatasi hanya oleh kokohnya tembok sekolah, tetapi harus berada dimana saja,
dimana pendidikan itu mungkin dilakukan. Pendidikan berkaitan dengan apa yang
dapat temukan di diri seseorang atau
juga berkaitan dengan apa yang diterimanya. Pendidikan harus menghormati warisan
masa lalu dengan segala kekayaannya, namun juga yang terus berusaha menemukan
sendiri hal-hal baru di masa kini yang masih tertutup oleh bebatuan kebodohan. Tidak
hanya sampai disitu, pendidikan harus memiliki suatu mimpi yang ingin dicapai,
sehingga orang-orang digerakkan untuk terus berupaya sampai pada tujuan atau
mimpi itu. Pendidikan harus dilakukan dengan kesadaran, sistematis dan
berkesinambungan. Dengan ketiga kunci tersebut di atas, orang-orang yang
dididik akan mendapatkan berbagai pengetahuan, sikap-sikap, nilai-nilai,
keterampilan-keterampilan, atau kepekaan-kepekaan, maupun hasil apapun dari usaha
mendidik. Selanjutnya pendidikan merupakan pendekatan yang holistic, orang-orang atau generasi
muda dididik “Head, Heart, Hand”nya. Pengabaian salah satu, atau menonjolkan
salah satunya akan membuat pendidikan semakin jauh dari makna yang
sesungguhnya.
Daftar pustakanya
BalasHapus