Selasa, 12 Mei 2015

Pengertian pendidikan menurut para ahli pendidikan



Pengertian Pendidikan

Etimologi Pendidikan
Prof. Dr. Francis Nigel Lee mengatakan bahwa, kata "pendidikan" awalnya berasal dari bahasa Latin Educare, yang berarti "untuk mendidik" atau "untuk melatih". Namun  selain itu kata pendidikan juga berasal dari dua kata Latin lainnya, yaitu e dan duco. Kata-kata ini berarti: "Memimpin keluar dari" (membimbing keluar), sesuatu yang mengarah keluar dari seseorang.  Karena alasan tersebut, proses ini berhubungan dengan mendorong pengembangan melalui karunia dan potensi yang Allah karuniakan  kepada setiap orang, terutama pada masing-masing anak.  Namun,  kata "pendidikan" juga sering digunakan  dengan makna diperluas mencakup proses yang berlawanan juga: "pendidikan" kita tidak hanya berarti apa yang kita tarik keluar (karunia, talenta, potensi, atau pengetahuan) dari seseorang, tetapi  apa yang kita masukkan ke dalam seseorang . Proses terakhir  disebut .juga sebagai induksi atau indoktrinasi.
Thomas H. Groome in Christian Religious Education (Daniel Numahara 2009: 9-12). Konsep pendidikan mengandung beberapa dimensi; penekanan(waktu), asumsi dan perhatian. Tiga dimensi penekanan/waktu.
Pertama, dimensi masa Lampau. Dari mana aktifitas (membimbing) membawa serta apa yang telah dimiliki (misal pengetahuan) baik oleh pendidik maupun oleh peserta didik, termasuk kapasitas (kemampuan) batin dari peserta didik untuk mengambil sesuatu bagi dirinya sendiri.
Dimensi ini melahirkan asumsi dan perhatian masa lampau yang memandang bahwa kita perlu memelihara apa yang telah diketahui sebagai warisan umat manusia.  Inilah tugas dari pendidikan yaitu memelihara warisan masa lampau untuk tetap tersisa pada jaman sekarang. Hal ini akan memperkaya  pengetahuan masa kini dan masa yang akan datang.
Kedua, dimensi masa kini, yang merupakan proses atau aktivitas yang sedang berlangsung untuk menemukan sesuatu, dalam hal ini pengetahuan lebih merupakan sesuatu yang ditemukan atau diperoleh melaui pengalaman bukan sesuatu yang dibangkitkan atau dibentuk.  Dimensi ini kemudian melahirkan asumsi dan perhatian  masa kini, yang berpendapat bahwa masa kini adalah masa yang sesungguhnya ada bagi kita, dan dalam masa kinilah tersisa (tinggal) masa lampau dan kemungkinan bagi masa yang akan datang
Ketiga, dimensi masa depan. Dimensi ini mengarahkan usahanya ke arah dimana  usaha tersebut dibawa (tujuan) atau masa depan yang dituju. Membimbing keluar memang merupakan suatu aktivitas yang mengarah ke masa depan, yang melewati keterbatasan-keterbatasan serta apa yang belum direalisasikan pada masa kini. Dimensi ini kemudian melahirkan asumsi dan perhatian masa depan yang memandang proses pendidikan sebagai suatu dimensi yang belum dicapai, yakni suatu aktivitas yang membimbing keluar menuju pada proses mengetahui yang belum direalisasikan . Seorang tokoh pendidikan Paulo Freire, berpendapat bahwa perhatian masa depan adalah dimensi Utopia (impian) dari pendidikan. Perhatian terhadap masa depan baru, yakni suatu tranformasi dari masa kini dan masa lampau, merupakan tekanan yang vital dan perlu dalam aktivitas pendidikan.
Thomas Groome mengacu pada Lawrence Cremin mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha yang  sadar, sistematis, dan berkesinambungan, untuk mewariskan, membangkitkan atau untuk memperoleh baik pengetahuan, sikap-sikap, nilai-nilai, keterampilan-keterampilan, atau kepekaan-kepekaan, maupun hasil apapun dari usaha tersebut. Hal-hal yang ditekankan dalam definisi ini adalah bahwa pendidikan adalah usaha yang disegaja, sistematis, dan berkesinambungan. Hal ini mengamsumsikan bahwa pendidikan adalah usaha yang disengaja dan sadar sehingga semua pengalaman bersifat mendidik. (Numahara 2009:16-17)
Sedangjkan A.N Whitehead mendefinisikan pendidikan sebagai bimbingan kepada individu-individu menuju pemahaman dari seni kehidupan. Seni kehidupan diartikan sebagai pencapaian paling lengkap dari berbagai aktivitas yang menyatakan potensi-potensi dari mahluk hidup berhadapan dengan lingkungan yang aktual.
Beraneka ragamnya definisi dari para ahli pendidikan semakin memperluas pemahaman kita akan arti kata pendidikan tersebut. Pendidikan tidak hanya berkaitan dengan sekolah atau bahkan gedung sekolah semata. Tidak bisa dibatasi hanya oleh kokohnya tembok sekolah, tetapi harus berada dimana saja, dimana pendidikan itu mungkin dilakukan. Pendidikan berkaitan dengan apa yang dapat temukan di diri seseorang  atau juga berkaitan dengan apa yang diterimanya. Pendidikan harus menghormati warisan masa lalu dengan segala kekayaannya, namun juga yang terus berusaha menemukan sendiri hal-hal baru di masa kini yang masih tertutup oleh bebatuan kebodohan. Tidak hanya sampai disitu, pendidikan harus memiliki suatu mimpi yang ingin dicapai, sehingga orang-orang digerakkan untuk terus berupaya sampai pada tujuan atau mimpi itu. Pendidikan harus dilakukan dengan kesadaran, sistematis dan berkesinambungan. Dengan ketiga kunci tersebut di atas, orang-orang yang dididik akan mendapatkan berbagai pengetahuan, sikap-sikap, nilai-nilai, keterampilan-keterampilan, atau kepekaan-kepekaan, maupun hasil apapun dari usaha mendidik. Selanjutnya pendidikan merupakan  pendekatan yang holistic, orang-orang atau generasi muda dididik “Head, Heart, Hand”nya. Pengabaian salah satu, atau menonjolkan salah satunya akan membuat pendidikan semakin jauh dari makna yang sesungguhnya.




1 komentar: